Neka(t)

12:36 AM

Neka(t)





Paling mudah memang menyemangati orang lain, tapi susah untuk diri sendiri. Paling gampang memang memberi nasehat untuk orang lain tapi tidak untuk diri sendiri.
Dan kini aku menulis untuk diriku sendiri, yang mungkin berarti untuk orang lain.

Terjebak dalam situasi yang aku sendiri tak mengerti, mengapa aku bisa seperti ini, apa yang salah pada diriku. Mengapa aku tak bisa melaju kencang seperti mereka, aku hanya berjalan dalam kecepatan statis yang entah berjalan atau malah terdiam. Sambil tersenyum melampaikan tangan, ketika mereka berjalan mendahului.

Sebenarnya apa yang sedang aku lakukan?

Mengapa rasanya kaki ini terlilit, mulut terkunci, tangan yang tak bisa menggengam, bahkan telingapun sulit mendengar. Sebenarnya aku dimana? Mengapa semuanya begitu pelik.

Pertanyaan ini terus berputar-putar, hingga bersisa seperempat waktu yang yang ditentukan.

Aku hanya takut melangkah maju…
Takut terjatuh…
Takut menerima kenyataan, yang bahkan belum terjadi….
Mengunci dalam ruang sendiri, beralaskan sepi….

Sebab kini, aku tersadar…
Sudah banyak waktu yang terbuang…
Dan aku hanya terdiam…

“Padahal hidup itu adalah petualangan. Jika kau tak pernah merasakan bagaimana berlari kencang, kau tak akan tahu bagaimana cara mengatur laju, agar lebih pelan atau mungkin berhenti sebentar. Jika perjalananmu selalu sama saja, tidak pernah bertambah, tidak juga berkurang, lantas bagimana kau akan tahu bahwa ternyata kau punya kemampuan untuk terbang sekalipun? Dari mana?” *
Pada akhirnya yang dibutuhkan adalah “KENEKATAN” .
Tak peduli sesulit apa yang didepan mata,
Tak peduli berapa liter keringat yang jatuh,
Tak peduli apa yang dikatakan mereka,

Karena yang aku tahu belum saatnya untuk aku berhenti sejenak, masih banyak persediaan bahan bakar, masih banyak jatah untuk gagal. Terus berdoa dan berbaik sangka. “Teruslah berdoa dan berbaik sangka. Jika daun yang menguning saja tak “kan jatuh tanpa izin-Nya, apalagi cita-citamu yang indah itu”**










Sumber :
* : Merayakan Kegagalan Fitriyani Syahrir
** : Azharologia.com


No comments:

Powered by Blogger.